Industri peternakan unggas menghadapi tantangan dalam mengelola limbah pertanian yang melimpah dan seringkali tidak dimanfaatkan secara optimal. Konsep zero waste dalam peternakan bertujuan untuk mengintegrasikan limbah pertanian sebagai sumber pakan alternatif bagi unggas, sehingga mengurangi ketergantungan pada pakan konvensional dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan. Menurut Ali et al. (2015), sistem integrasi tanaman-ternak model zero waste dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi dampak lingkungan dari limbah pertanian.
Limbah pertanian seperti jerami padi, tongkol jagung, ampas sagu, kulit singkong, dan batang pisang memiliki potensi sebagai bahan pakan alternatif untuk unggas. Namun, pemanfaatannya masih terbatas. Menurut BPS (2018), pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak baru mencapai 39% dari potensi yang tersedia (Badan Pusat Statistik, 2018).
Beberapa limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan unggas beserta kandungan nutrisinya antara lain:
-Jerami Padi. Jerami padi Mengandung serat kasar tinggi, namun rendah protein. Dapat ditingkatkan nutrisinya melalui perlakuan urea (Yusriani & Susanti, 2016).
-Tongkol Jagung mengandung serat dan energi, namun perlu pengolahan untuk meningkatkan kecernaannya (Syarifuddin et al., 2023).
-Ampas Sagu mengandung karbohidrat tinggi, dapat digunakan sebagai sumber energi dalam ransum unggas (Jasman, 2017).
-Kulit Singkong mengandung serat dan energi, namun perlu pengolahan untuk mengurangi kadar asam sianida (HCN) (Yusriani & Susanti, 2016).
– Batang Pisang mengandung bahan kering 87,7%, abu 25,12%, lemak kasar 1,71%, dan protein kasar 2,9%. Dapat digunakan sebagai pakan alternatif setelah pengolahan (Amrawaty et al., 2015).
Untuk meningkatkan nilai nutrisi dan kecernaan limbah pertanian, berbagai teknologi pengolahan dapat diterapkan, seperti fermentasi, pengeringan, dan pencampuran dengan bahan pakan lain. Fermentasi menggunakan mikroorganisme lokal dapat meningkatkan kandungan protein dan mengurangi zat anti-nutrisi dalam limbah pertanian (Ali et al., 2015).
Penerapan konsep zero waste dalam peternakan unggas melibatkan integrasi antara pertanian dan peternakan, di mana limbah pertanian dimanfaatkan sebagai pakan unggas, dan limbah unggas digunakan sebagai pupuk organik untuk pertanian. Model ini telah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah, dengan hasil yang positif dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan produksi (Ali et al., 2015 dan Syarifuddin et al., 2023).
Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan unggas dalam konsep zero waste menawarkan solusi berkelanjutan untuk mengurangi limbah, menekan biaya pakan, dan meningkatkan efisiensi produksi peternakan. Dengan pengolahan yang tepat, limbah pertanian dapat menjadi sumber nutrisi yang berharga bagi unggas. Implementasi model ini memerlukan dukungan teknologi, pelatihan peternak, dan kebijakan yang mendukung integrasi pertanian dan peternakan.
Penulis : Kadek Laksmana Dwi Saputra
Sumber :
Ali, H. M., Yusuf, M., & Syamsu, J. A. (2015). Prospek Pengembangan Peternakan Berkelanjutan Melalui Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Model Zero Waste di Sulawesi Selatan.
Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik Pertanian.
Jasman, J. (2017). Pemanfaatan Limbah Sagu (Metroxylon Sago) sebagai Bahan Dasar Pakan Ternak Unggas. Jurnal Equilibrium, 6(1).
Yusriani, & Susanti, N. (2016). Pemahaman Peternak Sapi Tentang Kandungan Nutrisi Limbah Pertanian Dalam Efisiensi Pakan.
Amrawaty, A., Asnawi, A., & Husnah, N. (2015). Adopsi Teknologi Pengolahan Limbah Ternak Berbasis Zero Waste.
Syarifuddin, S., et al. (2023). Pemanfaatan Limbah Industri Dan Pertanian Sebagai Pakan Suplemen Ternak Sapi Bali Untuk Meningkatkan Pendapatan Peternak. Open Community Service Journal, 2(1), 42-48.
Kencana Online. (2023). Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak.
Universitas Negeri Gorontalo. (2022). Pemberdayaan Peternak.
Sumber Gambar: https://www.elaeis.co/berita/baca/manfaatkan-limbah-pertanian-untuk-pakan-ternak
