Uncategorized

Peternak Mulai Meragukan Vaksin PMK Usai Beberapa Sapi Mati Setelah Divaksinasi

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tentunya sudah tidak asing lagi di dunia peternakan Indonesia. PMK disebabkan oleh virus bernama Aphthovirus yang sangat menular. Untuk mencegah merebaknya virus ini, pemerintah telah melakukan berbagai usaha termasuk pemberian vaksin PMK secara gratis kepada peternak.

Namun apa jadinya kalau sapi tersebut justru mati setelah di vaksin PMK ?. Kasus kematian sapi yang diduga akibat pemberian vaksin PMK saat ini sangat ramai di media pemberitaan. Sebagian kasus tersebut dilaporkan berada di pulau Jawa. Sapi-sapi tersebut mati diduga karena divaksin dalam keadaan terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tak diketahui petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan-KP) setempat.

“Vaksin itu untuk sapi sehat bukan yang sakit. Secara fisik kondisi sapi yang divaksin itu sehat, tetapi 10 ekor sapi di Jawa Timur yang mati itu ditengarai ada virus di dalam tubuhnya yang tidak diketahui oleh petugas,” ujar Lukman selaku petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan-KP) setempat. Dijelaskan Lukman, masa inkubasi virus PMK penularannya 14 hari, dari 1-3 hari paparan virus belum diketahui. Karena dari luar kondisi sapi itu sehat maka dilakukan penyuntikan vaksin. Sedangkan, vaksin sendiri bukan pengobatan, tetapi untuk membentuk kekuatan antibodi agar sapi lebih kuat.

Kendati demikian, vaksinasi sapi akan terus dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama sudah dilakukan, untuk tahap kedua tunggu satu bulan ke depan. Dan tahap tiga menunggu 6 bulan setelah vaksinasi tahap ke-2. Namun yang harus diperhatikan adalah ternak ternak yang akan di vaksin harus dipastikan status kesehatannya.

Penulis : Dwi Agustina Afif
Sumber : https://www.detik.com/jatim/berita/d-6178405/10-ekor-sapi-di-sampang-mati-usai-divaksin-tahap-pertama.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published.