Uncategorized

LSD (LUMPY SKIN DISEASE) MEMBERANTAS PETERNAK MEMPERTEGAS???!!!

Semakin dekatnya hari raya qurban banyak dari kalangan masyarakat memburu daging atau bahkan ternak yang akan mereka qurbankan untuk diolah menjadi makanan lezat yang siap dihidangkan. Tetapi, para peternak dikejutkan dengan wabah penyakit yang bisa memberantas para ternak terutama pada sapid an kerbau, yang dimana wabah tersebut mampu membuat sapi atau bahkan kerbau tersebut demam, hilang nafsu makan, turunnya produksi susu dan juga bisa menyebabkan kematian.

LSD (Lumpy Skin Disease)
LSD atau yang biasa juga disebut Pseudo-urticaria, Nething virus disease, Exanthema nodularis Bovis, Knopvelsiekte merupakan wabah penyakit yang cukup awam di kalangan peternak yang dimana penyakit tersebut disebabkan oleh virus LSD, genus Capripoxvirus, family Poxviridae.

Gejala LSD (Lumpy Skin Disease)
Gejala umum yang muncul dan terlihat diawali dengan adanya nodul atau benjolan pada kulit, demam bisa sampai 41,5ÂșC, nafsu makan yang kurun menurun dan berkurang sehingga ternak tersebut menjadi kurus, menurunnya produksi susu bahkan juga bisa menyebabkan kematian serta penularan penyakit ini cukup tinggi dan sangat cepat terutama pada sapi yang membuat para peternak mengalami kerugian ekonomi secara signifikan. Tingkat penularan penyakit antara 10-20 % dengan mortalitas sebesar 1-5 % (EFSA, 2017). Tingkat morbiditas dapat mencapai 27 % (Ince & Turk, 2020), bahkan tingkat morbiditas 35-40% dan mortalitas 12% pernah di laporkan di Oman pada tahun 2009 yaitu pada sapi perah (Sherlyn et al., 2013).

Pencegahan dan pengendalian kasus LSD bisa dicegah dan ditangani dengan berbagai cara sebagai berikut:
1. Diadakannya vaksinasi yang dimana ada 3 macam vaksin yaitu vaksin homolog, heterolog serta vaksin inaktif.

2. Biosekuriti yang dimana ini merupakan hal yang mendasar dan penting dalam setiap lingkup peternakan untuk mencegah masuknya bibit-bibit penyakit yang menyerang ternak. Dimana dalam biosecurity ini meliputi dipping baik untuk kendaraan dan makhluk hidup, disinfeksi, memisahkan ternak yang baru masuk dan ternak lama, mengecek apakah ada gejala-gejala yang dicurigai akan timbulnya wabah agar bisa segera diisolasi atau dikarantina dan lain sebagainya.

3. Pengendalian serangga seperti lalat dan nyamuk dapat menjadi vektor penyebaran virus penyebab LSD pada sapi. Oleh karena itu, pengendalian serangga harus dilakukan secara intensif dengan menggunakan insektisida dan menjaga kebersihan kandang.

4. Peningkatan pengetahuan yang baik seperti penyakit LSD tersebut baik dari apa itu LSD, sifat virusnya, gejala awal yang timbul sampai dengan cara penanganannya. Apabila terdapat kasus dengan gejala yang mengarah ke LSD bisa segera dilaporkan baik ke dokter hewan lapang, tenaga medis, dinas peternakan dan tertangani dengan baik sehingga penyebaran dapat diminimalkan.

Tapi apakah untuk kasus LSD tersebut yang merayap di kalangan masyarakat khususnya menjelang hari raya qurban apakah layak untuk dikonsumsi nantinya?
Umumnya untuk kasus LSD tersebut dagingnya nanti masih aman untuk dikonsumsi masyarakat karena penyakit yang tidak menular ke manusia dan tidak terzoonosis masih aman apabila penanganannya baik dan benar. Hal ini pun baiknya dihimbau pada saat memasak daging nantinya dilakukan dengan benar yang ditakutkan menularkan infeksi sekunder baik seperti bakteri dan jamur.

Dengan adanya kasus ini diharapkan para peternak dapat mempertegas dengan memperhatikan dan memperketat pemeriksaan lalu lintas ternak, memperkuat sistem surveilans deteksi dini penyakit dan meningkatkan kapasitas pengujian dan diagnosis penyakit LSD.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published.