Di tengah revolusi iklim yang melanda, peternakan mengalami gejolak tak terhindarkan. Suhu yang terus merangkak naik, hantaman cuaca ekstrem, dan fluktuasi drastis pada curah hujan mempertanyakan keberlangsungan sistem peternakan kita. Ini bukan hanya perubahan biasa; ini adalah revolusi yang menyentuh setiap aspek produksi hewan.
Mengawali Tinjauan Dampak
Produktivitas ayam mungkin meningkat seiring dengan naiknya suhu, tapi jangan jadikan itu alasan untuk bersantai. Kenaikan suhu membawa angin segar bagi produktivitas, tetapi bencana cuaca seperti kekeringan juga mengintai, mengancam produksi secara signifikan.
Perubahan iklim juga mempengaruhi komposisi atmosfer, dengan asam amonia yang melonjak. Ini menjadi momok serius bagi produksi hewan ternak, menimbulkan pertanyaan besar akan masa depannya.
Peningkatan mutu ayam dapat menjadi berkah, namun, dengan perubahan iklim yang terus meningkat, bagaimana kita memastikan mutu ini konsisten dan berkelanjutan?
Melangkah ke Arus Adaptasi
Peternak tidak berdiam diri di tengah gelombang perubahan ini. Mereka menyongsong era baru dengan terobosan inovatif:
• Revitalisasi Energi: Peternakan sekarang beralih ke sistem pembangkitan energi ramah lingkungan, seperti penggunaan biogas, untuk menekan jejak karbon dan menghadapi tantangan perubahan iklim.
• Hemat Air: Melalui sistem penggunaan ulang air yang lebih efisien, peternakan bertahan di tengah ketidakpastian cuaca, menjaga kestabilan kelembapan yang diperlukan.
• Kultivasi Varietas Unggul: Mengadopsi varietas hewan ternak yang tangguh terhadap perubahan iklim, seperti varietas ayam yang tahan terhadap peningkatan asam amonia, menjadi langkah krusial dalam menjaga kelangsungan produksi.
• Perubahan iklim tidak hanya menyentuh sektor peternakan dalam jumlah besar. Ini mengubah cara kita memandang sistem pertanian secara keseluruhan. Dalam gejolak ini, peternak dari seluruh dunia merespons dengan inovasi teknologi dan kecerdasan adaptif yang luar biasa.
Artikel ini menggambarkan pentingnya tidak hanya mengenali perubahan ini, tetapi juga mengadaptasi cara kerja kita. Inovasi dan tekad untuk berubah menjadi tonggak bagi masa depan peternakan global di bawah bayang-bayang perubahan iklim yang tak terelakkan.”
penulis : Desma Silvia
